BAB 2 ~ ASUMSI DAN PRINSIP DASAR AKUNTANSI ~ Akuntansi Dasar
Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC (Statement
of Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus
menyajikan informasi :
1.
Berguna
bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan
lainnya.
2.
Dapat
membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk
menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang
akan datang.
3.
Menunjukkan
sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut dan
pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaankeadaan yang
mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Ketiga
karakter informasi di atas merupakan pedoman untuk penyusunan pelaporan
keuangan.
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan ada dua yaitu :
tujuan umum dan tujuan kualitatif.
A. Tujuan Umum :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang
dapat dipercaya mengenai sumbersumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat
dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas usaha dalam
rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang
membantu para pemakai laporan di dalam
mengestimasikan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 15
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya
mengenai perubahan dalam sumbersumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi
mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin
informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
yang dianut perusahaan.
B. Tujuan Kualitatif :
1. Relevan Relevansi suatu informasi harus
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
2. Dapat dimengerti Informasi harus dapat
dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang
disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3. Daya Uji Informasi harus dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama
4. Netral Informasi harus diarahkan pada
kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan
pihak-pihak tertentu.
5. Tepat waktu Informasi harus disampaikan
sesegera mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
6. Daya banding Informasi dalam laporan
keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya.
7. Lengkap Informasi akuntansi yang lengkap
meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam
tujuan kualitatif di atas.
·
Asumsi
Dasar Akuntansi Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa
dasar anggapan (asumsi).
·
Ada
10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu :
1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan
yang menjamin hak milik pribadi (A Society and Government Structure honering
property right) 16
2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific
Business Entities)
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan unit moneter di dalam
rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5. Konsistensi antara periode-periode untuk
kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di antara
kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent
entities)
7. Konservatif (Conservatism)
8. Ketergantungan data dari pengendalian
intern (Dependability of data through internal control)
9. Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan laporan
keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting
requires estimates)
·
Dari
ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai
asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
- Kesatuan Usaha Khusus (Separate
Entity/Economic Entity) Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai
suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
- Kontinuitas Usaha (Going
Concern/Continuity) Asumsi ini menganggap
bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan
terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
- Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
- Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan
dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan
keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
·
Prinsip
Dasar Akuntansi Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost
Principle) 17 Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam
mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue
Recognition Principle) Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan
berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang
tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi
dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan
biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency
Principle) Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses
akuntansi harus diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full
Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan
informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment